Sabtu, 10 Juli 2010

Technology Bagai Pedang Bermata DUO ???

Masih ingat dengan sandiwara radio Aria Kamandanu?, yang kemudian karena saking larisnya akhirnya di film-kan. Dalam setting waktu dijaman kerajaan Majapahit, cerita diawali oleh utusan dari Kaisar Kubilai Khan (China) yang dipotong kupingnya oleh Raja Singhasari. Utusan itu ketika kembali kenegaranya sambil membawa seorang empu terkenal untuk diminta membuat sebuah Pedang Pusaka. Singkat cerita karena satu dan lain hal, terjadi pertikaian dan Pedang yang oleh si-empu diberi nama Pedang Naga Puspa, diserahkan ke Pendekar Meishin dan Suaminya untuk diserahkan ke keturunan dari empu tersebut di tanah jawa dwipa…

Akhirnya ketemulah Meishin (pendekar wanita cantik berwajah oriental) dengan sang lakon yaitu Aria Kamandanu dan pedang pusaka tersebut diserahkan ke sang pendekar jagoan kita…Diawal cerita disebutkan bahwa Pedang tersebut membawa aura naga yang akhirnya diperebutkan oleh banyak Pendekar, salah satunya adalah pendekar berwatak jahat yaitu Tong Bajil yang memiliki ajian Segoro Geni dan pasangan kumpul kebonya yaitu Dewi Sambi yang memiliki ajian Tapak Wisa (Walaupun kumpul Kebo, tapi waktu itu tidak dipergunjingkan, karena tidak ada video seronoknya…..)

Singkat cerita, setelah dikeroyok oleh pasangan tersebut akhirnya Aria Kamandanu kehilangan Pedang Naga Puspa dan Tong Bajil menguasai pedang tersebut.. Kondisi itu membuat aura naga yang ada didalam pedang tersebut semakin bergejolak dan haus darah, sama seperti pendekar jahat yang menggunakannya…

Untuk merebut kembali pedang tersebut Aria Kamandanu, yaitu mencari guru yang dapat mengajarinya Jurus Naga Puspa Kresna yang dipadukan dengan ajian Seipi Angin-nya (“ajian Seipi Angin = bisa terbang, sehingga nggak perlu naik pesawat”). Jurus Naga puspa kresna harus dapat dikuasai agar aura naga puspa yang ada didalam pedang naga puspa dapat dikendalikan sehingga tidak haus darah lagi.

Namun menguasai Jurus Naga puspa kresna saja tidak cukup, karena Kombinasi Tridente: Tong Bajil, Dewi Sambi dan Pedang Naga Puspa, terlalu berat untuk dihadapi oleh Aria Kamandanu yang menggunakan pola pertahanan yang mengandalkan serangan balik ala jerman (4-5-1). Aria Kamandanu perlu mencari senjata ampuh yang bisa mengalahkan Naga Puspa dan senjata itu adalah Keris Mpu Gandring yang telah raib setelah membawa korban 7 turunan dari Ken Arok…

Kembali ceritanya dipersingkat dengan, akhirnya setelah melalui banyak pembelajaran dan pengembaraan sang lakon berhasil mendapatkan Keris Mpu Gandring dan akhirnya dapat merebut kembali pedang naga puspa dari tangan Tong Bajil dan sekaligus menguasai aura naga puspa dalam pedang tersebut sehingga bisa mengendalikannya…

Cerita diatas, sebenarnya sangat relevant dengan kondisi saat ini dimana technology khususnya IT sudah semakin canggih. Banyak keunggulan-2 IT yang akan mengoda pemakai-nya untuk menggunakannya dengan berbagai tujuan ataupun kepentingan, baik yang bersifat positif maupun negative.
Mungkin tujuan awal, ketika tehnology tersebut dibuat akan sama ketika Pedang Naga puspa dibuat…Sipembuat hanya ingin membuat sesuatu barang yang sangat wah dijamannya dan digunakan untuk memudahkan manusia, tanpa mungkin pernah berfikir, bahwa ketika barang ini jatuh ke pemakai berwatak jahat maka akan ada dampak luar biasa, yang untuk mengalahkannya atau me-restore-nya akan diperlukan senjata (aplikasi, anti virus, pemahaman dll) yang lebih wah dan canggih lagi…

Berharap tidak ada pendekar/pengguna berwatak jahat juga tidak mungkin, karena Tuhanpun sudah me-nash bahwa juga diciptakan syaiton yang akan terus menggoda manusia untuk berbuat jahat…

So, apa yang harus kita perbuat…. seperti Aria Kamandanu?, belajar untuk menguasai jurus Naga Puspa Kresna? hal yang paling penting sebenarnya adalah relevansi-nya ketika kita akan menggunakan tools/ technology tersebut.. Bukan salah technology yang terlalu canggih tapi bagaimana kita memilih dan memilah serta tidak latah terhadap perkembangan yang ada, karena ketika kita membatasi diri, mungkin anak, saudara, temen-2 kita menggunakannya dan ketika tidak ada control terhadap hal tersebut dan kemudian ada “pendekar” berwatak jahat, maka akan menciptakan peluang untuk munculnya hal-2 negative……so semua kembali kepada kita..…..

Sabtu, 06 Maret 2010

Art of Communication & How Technology Accelerate It

Bahwa komunikasi adalah sebuah seni, semua orang sudah mengetahuinya. Tapi bagaimana mengelola seni dari sebuah komunikasi, akan menunjukkan kematangan seseorang.

Minggu ini kita melihat banyak sekali pemimpin-2 negeri ini memainkan seni dalam berkomunikasi melalui berita yang sangat menguras energi dari Media maupun rakyat Indonesia. Ya...di Pansus Century kita bisa mengamati bagaimana kematangan orang-2 tersebut dalam berkomunikasi. Hal yang sangat indah juga, adalah bagaimana kita melihat SBY menyampaikan pendapat yang berbeda tetapi menggunakan pendekatan yang "colling down", sehingga mampu merangkul semua pihak.

Kalau kita melihat di dunia Industry, Steve Job pun memainkan seni yang sangat artistik dalam menyampaikan / mengkomunikasikan product-2 barunya...sehingga selain dari semakin canggihnya techology yang dihasilkan oleh apple yang membuat orang selalu menanti , pesona dari Steve Job dalam menyampaikannya juga menjadi hal yang sangat di nikmati oleh komunitas Apple....

Dengan semakin berkembangannya teknologi, komunikasi sebenarnya akan jauh lebih efektif dan effisien, ketika kita bisa memadukan antara apa yang akan kita komunikasikan dengan media ataupun teknologi yang akan kita pergunakan. Apalagi kalau kita ingin menyampaikan komunikasi yang ber-rantai. Teknologi, tentunya akan dapat dipergunakan untuk membantu agar pesan yang disampaikan lebih "Clear" dan dapat diteruskan tanpa adanya penambahan /pengurangan. Tinggal kita tentukan pilihan kita...teknologi yang seperti apa yang tepat/sesuai untuk target audience tersebut.........

Senin, 19 Oktober 2009

Teknologi Informasi (IT) Bukan Suatu Panacea

Banyak orang percaya bahwa teknologi informasi merupakan kunci utama dalam sistem informasi manajemen, sesungguhnya teknologi informasi adalah seperangkat alat yang sangat penting untuk bekerja dengan informasi dan mendukung informasi dan kebutuhan perusahaan dalam memproses informasi. Tetapi teknologi informasi bukan suatu panacea (obat mujarab). Harus disadari bahwa keberhasilan teknologi informasi sebagai seperangkat alat di dalam organisasi tergantung pada perencanaan yang baik, pengembangan, manajemen, dan penggunaan TI dengan dua kunci utama yang lain yaitu manusia dan informasi.
Menurut John Nasbit & Patricia Aburdene (Reinventing the corporation) Informasi bukan pengganti, untuk berpikir dan berfikir bukan pengganti dari informasi. Dilemmanya adalah tidak pernah cukup waktu untuk mempelajari seluruh informasi yang sebaiknya dipunyai oleh pikiran. Sistem informasi berperan sangat penting didalam keberhasilan persaingan organisasi dan di dalam strategi yang digunakan untuk bersaing. Seberapa jauh penggunaan fungsi ”back office” menjadi tulang punggung untuk pengolahan data dan akuntansi, dan mereka juga menggunakan jalur front-line yang sangat penting. Pada banyak organisasi menggunakan teknologi informasi (TI) secara kreatif untuk mendapatkan keunggulan bersaing, sehingga sistem informasi digunakan dalam pembuatan strategi di dalam organisasi. Menurut Humdiana & Evi Indriyani (2006) beberapa pengaruh sistem informasi di dalam strategi corporate;
- Sistem Informasi perannya meningkat dan penting dalam menentukan ataupun memformulasikan strategi bersaing di dalam industri.
- Tidak memiliki sistem informasi yang tepat/benar akan menyebabkan kurang tepat dalam menentukan keunggulan bersaing.
- Strategi persaingan berdampak memotong biaya organisasi dan menyentuh banyak managers dan staff.
Pada perkembangannya terdapat perubahan peran di dalam organisasi, dimana terjadi proses effisiensi karena adanya pekerjaan-pekerjaan yang dapat dipermudah dengan adanya teknologi informasi, sehingga individual di dalamnya akan lebih produktif.

Jumat, 16 Oktober 2009

Change Starts with You

Perubahan Dimulai dari Anda
• Menyesuaikan cara berpikir
• Perubahan akan merubah anda
• Percaya bahwa anda dapat membuat suatu perbedaan
• Paradoks dalam proses perubahan
• Membiarkan yang telah berlalu
• Mengelola proses transisi pribadi
• Gaya dalam mempengaruhi

Menyesuaikan cara berpikir
Diri kita pribadi merupakan salah satu dari alat perubahan yang paling ampuh, hal ini tercermin antara lain dalam;sikap,antusiasme,kemauan untuk membiarkan orang-orang bereaksi terhadap perubahan,bagaimana kita mencontohkan perilaku baru yang ingin kita cari,keluwesan dan kemauan untuk merubah diri sendiri.
Sama halnya dengan kehidupan, dalam dunia bisnis, perubahan merupakan salah satu dari kenyataan.Cara pandang yang kita gunakan untuk mempersepsikan dunia disusun dari asumsi dan sikap kita, yang berfungsi sebagai filter dalam menilai sebuah kenyataan.
“When we are in the middle of a paradigm, it’s hard to imagine any other paradigm” (Adam Smith).
Apabila anda telah berhasil menyesuaikan cara berpikir anda dan bila kemudian cukup banyak orang yang berkata bahwa perubahan yang anda inginkan tidak masuk akal, barangkali anda sudah berada pada jalan yang benar.

Perubahan akan merubah anda
Setiap perubahan baik itu pribadi maupun organisasi, membawa resiko terhadap diri kita.Kunci kekuatan emosional dalam menangani perubahan adalah tidak takut pada kegagalan.

Percaya bahwa anda dapat membuat suatu perbedaan
Tujuan dari manajemen adalah untuk menciptakan tingkat perubahan yang tinggi, dimana perubahan tersebut dapat dilakukan oleh organisasi dan orang-orang di dalamnya.Para pemimpin yang efektif mempunyai sifat bottomline leadership, yaitu keyakinan bahwa anda dapat mempengaruhi nasib anda sendiri dan dapat mempengaruhi orang-orang, kejadian-kejadian, dan pencapaian-pencapaian organisasi.

Paradoks dalam perubahan pribadi
Orang yang memiliki kontrol paling besar terhadap diri adalah diri kita sendiri, tapi orang yang paling susah untuk diubah adalah diri kita sendiri.Dalam semua organisasi bisnis, perilaku para manajer yang mempelopori sebuah perubahan akan diawasi secara seksama untuk melihat apakah dia konsisten terhadap apa yang dia katakan.Dalam sebuah proses perubahan "actions speak louder than words".

Membiarkan yang telah berlalu
Perubahan hanya dapat dimulai bila suatu hal diakhiri dan ada hal baru yang dimulai. Agar hal ini terjadi berarti kita harus melepas perkara-perkara lama, sekalipun belum ada jaminan tentang apa yang dihasilkan dari perkara baru itu.Contoh hal-hal yang harus dilepaskan atas nama perubahan :
Kekuasaan,Investasi besar di masa lalu,Formulasi masa lalu yang mendatangkan keuntungan,Peran yang nyaman dan biasa kita lakukan,Posisi atau jabatan sebelum kita mendapat gantinya.

Mengelola proses transisi pribadi
Sebelum kita melihat transformasi pada organisasi kita harus mengingatkan diri sendiri tentang susahnya merubah diri pribadi. Dengan cara ini kita dapat menghentikan perbuatan pada orang lain yang kita sendiri tidak ingin orang lain lakukan terhadap kita. Beberapa faktor yang nampaknya dapat membantu orang-orang untuk melewati proses transisi adalah menerima kenyataan bahwa sesuatu telah berakhir,sediakan waktu untuk berpikir dan menghipotesakan suatu perubahan,serta secara sadar mengelola kondisi saat ini sebagai proses transisi.
So..sudahkah kita memulainya..

Selasa, 13 Oktober 2009

"Gerilya" Strategy

Karakteristik Gerilya:
1. Gerilya merupakan terjemahan dari bahasa Spanyol: guerrilla yang secara harafiah berarti perang kecil.Gerilya adalah salah satu strategi perang yang dikenal luas, karena banyak digunakan, selama perang kemerdekaan di Indonesia pada periode 1950-an.
2. Karakteristik Gerilya adalah bersifat Sosial Culture / mengakar pada budaya dari masyarakatnya.
3. Karakteristik Gerilya akan bergerak dari desa (rural), bergerak / mengepung ke area Sub Urban dan setelah itu, baru titik urban (kota) di serang dengan kekuatan penuh. Metode ini dikenal dengan Rural-Sub Urban-Urban.
4. Karakteristik Gerilya ini akan berawal dari hierarki sosio paling bawah (masyarakat desa) dan kemudian akan menyebar sampai ke hierarki di atasnya.
5. Gerilya memberi kesan bahwa seorang pemimpin perlu ikut turun ke luar melihat-lihat apa yang perlu diantisipasi untuk memenangkan pertempuran. Walaupun untuk kondisi sekarang proses turunnya sang pemimpin ke pasar tidak harus selalu langsung berhubungan dengan pasar / market visit, tetapi bisa mengunakan sarana teknologi / internet.
6. Dalam kaitannya dengan strategi pemasaran / distribusi produk, di dalam strategi gerilya terdapat tiga pola penyebaran produk. Pola ini sebelum digunakan, harus diawali dengan suatu analisa mapping / pemetaan terhadap geografis area yang menjadi target utama. Pada saat pemetaan dilakukan, area district yang biasanya berupa rural area sudah diidentifikasi dan diketahui karakteristiknya. Selanjutnya dari analisa tersebut akan diputuskan Pola penyebaran produk yang di gunakan, yaitu :
a. Pola Terpusat,dimana pada pola ini strategi pemasaran / distribusi hanya dilakukan di satu titik / area konsentrasi saja dan sifatnya membesar, yang selanjutnya diharapkan produk akan terdistribusi disekeliling titik tersebut dan menguasai pangsa pasar yang terus melebar.
b. Pola Menyebar, dimana pada pola ini strategi pemasaran / distribusi akan dilakukan dibeberapa titik / area yang dipandang potensial. Dengan beberapa titik api konsentrasi tersebut, diharapkan pola distribusi akan semakin melebar dan merata di sekelilingnya. Dengan pola ini diperlukan man power dan biaya yang relative lebih besar dibandingkan pola terpusat. Tingkat keberhasilan pola ini akan lebih besar di bandingkan pola terpusat.
c. Pola Kombinasi, dimana pola ini merupakan gabungan / kombinasi antara Pola Terpusat dan Menyebar. Strategi ini sangat mirip dengan strategi perang gerilya di jaman kemerdekaan dahulu. Dengan strategi ini maka akan muncul banyak titik api yang dikonsentrasikan / di maintain penuh. Pergerakan titik api / area per kelompok yang bersifat sporadis dan hampir tanpa pola ini akan cepat menyebarkan produk sampai ke level urban. Ketiga kombinasi ini tidak ada yang paling baik maupun paling jelek karena harus memperhatikan karakteristik wilayah, geografis, sosio budaya dan produk yang ditawarkan.
7. Dalam kaitannya dengan biaya yang ditimbulkan, dalam strategi pemasaran / distribusi produk, gerakan Gerilya akan membutuhkan dana yang lebih besar dibandingkan dengan serangan yang dimulai dari kota. Hal ini disebabkan karena karakteristik produk yang ditawarkan biasanya merupakan produk untuk kalangan menengah ke bawah yang peduli terhadap kualitas dan harga. Gerakan gerilya untuk distribusi / pemasaran produk akan di mulai langsung pada saluran distribusi yang paling mendekati dengan end customer, seperti toko / rombong dan akan di dukung dengan sarana promosi yang paling bisa mengkomunikasikan produk itu dengan target marketnya, seperti proses promosi dengan radio, pemanjangan media komunikasi below the line di rombong / toko mulai dari sticker, poster, sun screen, hanging mobile, flag sign, spanduk, banner, umbul – umbul sampai ke display produk. Upaya below the line dan spreading ini digunakan untuk menghindari kekecewaan konsumen yang sudah melihat adanya material point of sales yang sudah menyebar tetapi mereka kesulitan mencari produknya. Pada tahap ini mata rantai distribusi di mulai dar yang paling mendekati dengan end customer, kemudian setelah mulai timbul repeat order, akan bergerak ke saluran distribusi di atasnya yaitu whole seller.Setelah gebrakan di rural area berjalan merata dan repeat order tumbuh maka gerakan akan beralih ke sub-urban dan setelah itu baru titik urban diserbu secara bersamaan. Hal ini jika dilihat dari atas akan seperti pasukan yang bergerak mengepung wilayah sub – urban dan urban.

Kamis, 01 Oktober 2009

Leadership

Pada kondisi saat ini leader diperlukan untuk membawa organisasi memasuki abad yang cepat berubah, dimana banyaknya perubahan pada industri (kompetisi), perubahan yang cepat dari teknologi serta perubahan permintaan, akan memerlukan langkah proaktif untuk beradaptasi dalam perubahan dengan mengelola sumber daya internal sebagai modal utama di dalam menghadapi faktor ekternal (market, customer, supplier, competitor maupun regulasi pemerintah).
Seorang leader memiliki attributes of leadership yaitu:
- Leader memberikan nilai tambah pada organisasi dan semua stakeholder untuk menjadi lebih baik.
- Nilai tambah (adds value) adalah kontribusi dan ruh yang di munculkan oleh seorang Leader sehingga memberikan “colour” pada organisasi serta memberikan kepuasan kepada semua stakeholder.
- Leader yang berhasil dalam organisasi juga akan berhasil dalam kehidupan pribadinya/keluarga, karena kemampuan di dalam memimpin organisasi merupakan representasi dari kemampuan di dalam memimpin dirinya sendiri. Memunculkan keseimbangan (balance) dalam mengelola diri sendiri dan organisasi untuk mendapatkan kesuksesan di dua hal tersebut merupakan salah satu ciri dari Great Leader.
- Leader dapat membangun team dengan memberdayakan karyawannya.
Karena Leader merupakan orang biasa dengan kemampuan dan tindakan luar biasa, akan memerlukan team dengan kemampuan yang luar biasa. Pembentukan team dengan kemampuan luar biasa memerlukan pemberdayaan dan pengembangan dari setiap individu di dalamnya. Kunci sukses di dalam leadership adalah dengan pemberdayaan, memberikan arahan dan tantangan kepada team bukan otoriter. Konsep pemberdayaan dengan influence merupakan katalisator pengembangan kemampuan dari masing-masing individu, karena setiap individu memiliki hak yang sama untuk memberikan usulan, metode-metode dengan objectivitas pada hasil, tanpa mengorbankan proses di dalamnya.
- Leader dapat memposisikan orang yang tepat pada posisi yang tepat. Pada beberapa orang memungkinkan terdapatnya multi talenta dimana individu tersebut memiliki kemampuan dan bakat yang generalist. Pada kondisi tersebut tugas seorang pemimpin adalah menemukan bakat/talenta utama dari individu tersebut untuk dikembangkan dan diposisikan pada posisi yang paling relevant sehingga kemampuannya dapat lebih optimal. Konsep leadership adalah bagaimana dapat melahirkan Leader-Leader baru yang lebih baik dan memiliki kemampuan beradaptasi di dalam perubahan. Seorang pemimpin tidak akan memiliki ketakutan akan dikalahkan oleh anggota teamnya, justru sebaliknya dengan keberhasilan men-develop anggota team untuk tampil menjadi seorang pemimpin adalah bentuk keberhasilan leader dalam memahami dan menjalankan konsep leadershipnya.
- Untuk menjadi Great Leader, hal pertama yang harus dilakukan adalah menjadi Great Servant. Konsep seorang pemimpin adalah pelayan bagi anggotanya bukan untuk di layani. Hal ini seringkali menjadi ego dari seorang leader, untuk di layani oleh para anggota teamnya. Inti dari hal ini adalah untuk menjadi seorang pemimpin yang besar, harus memiliki respek dari anggota team-nya, sehingga anggota team akan berlaku proaktif karena adanya hubungan yang harmonis dan timbal balik. Leader selalu mau mendengarkan, menginspirasi dan menawarkan solusi terhadap kesulitan-kesulitan dari anggota team-nya, sehingga akan memunculkan rasa aman pada anggota teamnya karena adanya pengayom, yang mau menampung kritik maupun saran, pertanyaan-pertanyaan dan memberikan jawaban ataupun solusi. Dalam memberikan solusi, Leader akan menyederhanakan proses-proses agar mampu dipahami dengan mudah oleh setiap orang, dengan pemahaman logika, yang diarahkan pada basic utama dari bisnis dan fokus terhadap bisnis yang akan di kembangkan. Dengan pemahaman tersebut maka anggota team akan mudah dalam mencerna dan menjadikan konsep-konsep tersebut sebagai ide di dalam menyelesaikan permasalahan dan memunculkan peluang-peluang baru.
- .Hal terpenting dalam leadership adalah memiliki visi kedepan yang dapat membuat sebuah perubahan menuju ke perbaikan yang berkelanjutan. Seorang pemimpin harus memiliki suatu arah kedepan dan bukan selalu memikirkan hal-hal yang bersifat daily management. Berdasarkan visi-visi yang dimiliki ,seorang leader akan menentukan langkah – langkah untuk mengarahkan semua anggotanya dan menunjukkan jalan untuk mewujudkan visi. Hal ini menunjukkan bahwa Leader membuat perbedaan dengan memiliki visi dan berusaha untuk mewujudkan-nya, bukan hanya sebatas konsep yang hanya untuk dibicarakan tetapi tidak pernah diwujudkan.

Jumat, 21 Agustus 2009

Kepuasan user terhadap Sales Force Automation System (SFA)

Kepuasan user merupakan respon dan umpan balik yang dimunculkan pengguna setelah memakai sistem tersebut. Sikap pengguna terhadap sistem informasi merupakan kriteria subjektif mengenai seberapa suka pengguna menggunakan sistem tersebut. Menurut Kim (1989) dalam Bokhari (2005) pengukuran kepuasan user terhadap sistem informasi dapat dikategorikan didalam 3 perspektif, yaitu :
1. User attitude towards Information System
2. User satisfaction in terms of information quality
3. User satisfaction in terms of percieved IS effectiveness
Ives et al 1983 dalam Gohmann, et al. (2005) menyatakan bahwa kepuasan user adalah suatu kondisi dimana user meyakini bahwa informasi yang tersedia di sistem sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, Semakin lengkap informasi yang tersedia, maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan user terhadap sistem secara keseluruhan. Penelitian empiris terhadap Model DeLone dan McLean (1992) yang dilakukan oleh McGill et al. (2003) menemukan bahwa perceived information quality dan perceived system quality merupakan variabel yang signifikan bagi user satisfaction. Sedangkan user satisfaction juga merupakan variabel yang signifikan bagi intended use dan perceived individual impact. Studi lain yang dilakukan Livari (2005) menunjukkan hasil bahwa perceived system quality dan perceived information quality merupakan variabel yang signifikan bagi user satisfaction, namun tidak sigfnifikan terhadap intensitas penggunaan system tersebut, dan User satisfaction juga merupakan variabel yang signifikan bagi individual impact.
So, Kepuasan user merupakan variabel penting di dalam kesuksesan sistem informasi. Dalam banyak penelitian (Ives et al. 1983; Bailey et al. 1983; Doll et al, 1988; Seddon et al, 1992; Mahmood et al. 2000; Doll et al. 2004; Livari, 2004; Landrum et al, 2004) dalam Lee, et al (2007), kesuksesan sistem informasi diwakili oleh kepuasan pengguna (user satisfaction)